Dosen USK Perkenalkan Teknologi Pembuatan Sabun Cuci Piring ke Dayah Babul Maghfirah
Kelompok dosen dari Universitas Syiah Kuala (USK) memperkenalkan teknologi pembuatan sabun cair untuk cuci piring kepada pihak Dayah Babul Maghfirah di Cot Keu’eung, Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar.
Kegiatan itu dilaksanakan oleh kelompok dosen USK yang terdiri dari Dr Satriana dari Departemen Teknologi Hasil Pertanian (THP) serta Dr Nanda Suriaini dan Prof Muhammad Dani Supardan dari Departemen Teknik Kimia.
Para dosen tersebut merupakan salah satu kelompok yang mendapatkan pendanaan untuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), dengan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM).
Dalam PKM ini, kegiatan yang dilaksanakan yaitu introduksi teknologi pembuatan sabun cair untuk mendukung terwujudnya Sekolah Menengah Atas Swasta Babul Maghfirah (SMASBM) yang berwawasan lingkungan.
SMASBM yang terletak di Cot Keu’eung Kuta Baro, Aceh Besar, ini merupakan bagian dari Dayah Babul Maghfirah yang berada di bawah Yayasan Perguruan Islam.
Kepala Sekolah SMASBM, Afrianto MPd, sangat menyambut baik program PKM ini, apalagi diakuinya, sekolah menghadapi berbagai masalah yang memerlukan bantuan, terutama dari USK sebagai universitas jantong hatee rakyat Aceh.
“Kami sangat menyambut baik dan berterima kasih telah dilibatkan dalam program PKM ini,” kata Afrianto.
Selanjutnya, kegiatan sosialisasi edukasi tentang bahan kimia dan pelatihan pembuatan sabun cair skala kecil dilaksanakan pada Kamis, 29 Agustus dan 5 September 2024.
Kegiatan edukasi dan pelatihan ini melibatkan 40 peserta yang terdiri dari siswa dan guru. Mereka sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, terutama pelatihan pembuatan sabun cair cuci piring.
Satriana selaku Ketua Tim Pengabdi menyampaikan bahwa pembuatan sabun menjadi salah satu materi utama dalam kegiatan PKM ini.
Hal ini dikarenakan sistem pendidikan di SMASBM yang menerapkan sistem boarding, sehingga sampah plastik dari kemasan sachet sabun cair cuci piring yang dihasilkan cukup banyak.
“Rata-rata, satu sachet sabun cair berukuran 90 mL habis digunakan oleh seorang siswa dalam waktu sekitar 2 hari, sedangkan jumlah siswa SMASBM mencapai 300 orang,”
“Diharapkan, dengan memproduksi sabun cair cuci piring sendiri, manajemen SMASBM dapat menyediakan sabun isi ulang untuk mengurangi sampah plastik yang dihasilkan,” kata Satriana.
Untuk menjadikan kemampuan produksi sabun cair sebagai peluang bagi SMASBM dalam membentuk unit usaha yang dapat mendukung kegiatan operasional harian, Tim Pengabdi memberikan mixer tank berkapasitas 60 liter dan bahan-bahan untuk memproduksi sabun cair cuci piring yang siap dijual dalam empat jenis kemasan.
Selain itu, untuk mendukung terciptanya sekolah yang berwawasan lingkungan, Tim Pengabdi juga menyerahkan 4 paket tong sampah filber dan 1 paket tong sampah stainless steel.
sumber: https://aceh.tribunnews.com/2024/10/15/dosen-usk-perkenalkan-teknologi-pembuatan-sabun-cuci-piring-ke-dayah-babul-maghfirah
“Pemilahan sampah di SMASBM dimulai dari siswa, sehingga mereka perlu dididik untuk memiliki tanggung jawab menjaga lingkungan sekolah,” ujar Satriana.
Dengan hibah alat dan bahan ini, diharapkan program dapat terus berjalan meskipun kegiatan berakhir pada Desember 2024.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan alat dan bahan yang juga dihadiri oleh LPPM USK, Prof Mudatsir selaku Ketua LPPM USK, sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap SMASBM memberikan perhatian terhadap keberlanjutan program.
Tim Pengabdi juga diharapkan dapat memberikan pembinaan lanjutan melalui pendanaan lain di masa mendatang.(*)