Dosen Universitas Syiah Kuala Dr Zulkarnain Jalil Lolos Program Riset SSHN ke Prancis
Dosen FMIPA Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Dr Zulkarnain Jalil SSi MSi, berhasil lolos program riset Séjour Scientifique de Haut Niveau (SSHN) dari Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis.
Ia ditetapkan sebagai salah satu penerima beasiswa SSHN 2023, yang merupakan proyek kerja sama sains dan teknologi yang digagas oleh Kedubes Prancis dan Institut Français Indonesia (IFI) di Jakarta.
Zulkarnain Jalil diketahui merupakan satu-satunya peserta dari USK yang lulus.
Menurut informasi dari laman IFI, tahun ini ada 11 peneliti terpilih dari seluruh Indonesia yang berhasil diterima pada program bergengsi ini.
Peserta nantinya akan melakukan penelitian di berbagai lembaga riset di Prancis selama tiga bulan.
Zulkarnain Jalil yang saat ini tercatat sebagai dosen FMIPA USK, akan melakukan kajian terkait pengembangan mineral oksida dari limbah biomassa sebagai katalis pada bahan penyimpanan energi hidrogen.
Riset yang bertajuk ‘The Role of Biomass-Based Metal Oxide as Catalyst in MgH2 as Hydrogen Storage Material’ itu akan dikerjakan bersama tim peneliti lain dari berbagai negara di Institute of Chemistry and Materials Science (ICMPE) Paris.
ICMPE merupakan salah satu institusi di bawah kendali Centre National de la Recherche Scientifique (CNRS), lembaga riset dan inovasi terkemuka milik Pemerintah Prancis.
Energi hidrogen sendiri saat ini merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang cukup aktif dikembangkan guna mengurangi ketergantungan pada energi konvensional berbasis hidrokarbon, terutama untuk aplikasi penyimpan energi di bidang transportasi.
Direktur IFI Jakarta, Stéphane Dovert, menyebutkan, program SSHN ini nantinya akan diorganisir oleh Campus France sebagai konsultan pendidikan resmi dari Pemerintah Prancis yang juga berada di bawah naungan Kedutaan Besar Prancis di Indonesia sebagai panitia utama penyelenggaraan program ini.
Pihak Prancis, sebut Dovert, akan memberikan dukungan bagi para peneliti Indonesia yang ingin memulai atau menindaklanjuti berbagai proyek kerja sama ilmiah tingkat tinggi antara kedua negara.
Seperti dilansir laman IFI, program SSHN ini terbuka bagi mahasiswa S3, peneliti muda, maupun peneliti senior yang bekerja di perguruan tinggi atau lembaga penelitian Indonesia yang memiliki kerja sama dengan Prancis.
Beasiswa itu terbagi atas dua kategori yakni SSHN bagi peneliti muda (mahasiswa S3 atau peneliti bergelar doktor kurang dari 5 tahun), dan SSHN untuk peneliti senior (peneliti yang bergelar doktor lebih dari 5 tahun).
Perkembangan mobilitas peneliti antara Indonesia dan Prancis merupakan aspek krusial dalam proses peningkatan kerja sama Indonesia dan Prancis dalam ranah pendidikan tinggi.
Sementara itu, Rektor USK, Prof Dr Ir Marwan, menyampaikan selamat dan rasa bangganya atas pencapaian Dr Zulkarnain Jalil tersebut. Prof Marwan berharap akan terbina kolaborasi baru dan jaringan kerja sama riset yang lebih luas.
“Kehadiran Dr Zulkarnain Jalil di lembaga riset ternama tersebut kita harapkan mampu memperluas jejaring USK dengan dunia internasional, sehingga dapat terbuka peluang kerja sama akademik lainnya.
Gunakan kesempatan ini, di samping untuk peningkatan kompetensi riset yang bersangkutan, tentunya kami juga berharap dapat memperluas kemitraan riset maupun akademik USK dengan dunia internasional,” ungkap Prof Marwan.