USK Terapkan Teknologi Panel Surya untuk Usir Hama Babi dari Kebun Ubi
Hama babi hutan merupakan masalah yang telah lama dihadapi petani yang berbatasan langsung dengan area hutan seperti di daerah Jantho Baru, Kabupaten Aceh Besar.
Salah satu komoditas pertanian yang rentan terhadap serangan babi hutan ini adalah ubi kayu.
Tingkat kerusakan tanaman ubi kayu akibat serangan babi hutan dapat mencapai 40-90%, dari jumlah tanaman sehingga berdampak kepada rendahnya produktivitas hasil panen.
Terkait fenomena ini, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Syiah Kuala (USK) melahirkan terobosan baru untuk mengatasi gangguan babi hutan.
Melalui tim pengabdi yang terdiri dari Dr Ir Syarizal Fonna, ST, MSc, Dr Ir Ramzi Adriman, ST, MSc, dan Ir Afdhal, ST, MSc, USK menawarkan solusi tehadap permasalahan hama babi hutan tersebut dengan menerapkan teknologi panel surya.
Penerapan teknologi ini diterapkan pada lahan kebun ubi kayu mitra pengabdian yaitu Andi Fakhrizal, Munawir Putra, dan Muhammad Baihaqi.
Penerapan teknologi ini diterapkan pada lahan kebun ubi kayu mitra pengabdian yaitu Andi Fakhrizal, Munawir Putra, dan Muhammad Baihaqi.
Teknologi panel surya ini bekerja untuk mengaliri listrik berarus DC (direct current) di sepanjang pagar kebun mitra.
Sebelumnya, energi listrik yang dihasilkan panel surya disimpan ke dalam baterai dan kemudian baru dialirkan sepanjang pagar.
“Penggunaan arus DC pada pengaman kebun ini mengurangi risiko kemalangan seperti korban jiwa dan kematian ternak yang dapat terjadi pada penggunaan arus AC (accun current) yang banyak digunakan petani selama ini,” kata Ketua Tim Pengabdi, Dr Syarizal Fonna.
Pemanfaatan energi surya ini, urai Dr Syafizal, juga sangat membatu petani dalam hal pembiayaan.
“Dan tentunya dapat meningkatkan skill petani dengan terlibat langsung menggunakan teknologi baru,” tambahnya.
Sementara itu, mitra pengabdian sangat antusias menerima teknologi pengaman babi hutan ini.
Sang mitra juga secara aktif ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan pemasangan panel surya di lapangan.
“Besar harapan kami, dengan teknologi yang diberikan ini dapat mengatasi hama babi yang selalu masuk ke kebun ubi kayu,” ucap Andi Fakhrizal.
Untuk ke depannya, tim pengabdi berharap teknologi itu dapat ditiru oleh petani-petani lainnya dalam mengatasi persoalan hama babi hutan di kebun mereka.
“Biaya yang diperlukan untuk penerapan teknologi ini masih dapat terjangkau oleh petani yaitu sebesar Rp 5-10 juta, sesuai dengan luas lahan,” tutup Dr Syarizal Fonna.