Tim Monev Review Penelitian Kedaireka USK
Tim monev program matching fund melaksanakan monitoring ke Universitas Syiah Kuala (USK). Monitoring tersebut dalam rangka mereview proposal penelitian dosen atau peneliti USK yang lolos Kedaireka. Monev ini berlangsung di Balai Senat kampus setempat, tanggal 27-28 Oktober 2022.
Sekretaris LPPM USK, Dr. Dra. Sulastri, M.Si mengatakan, ada lima proposal penelitian USK yang lolos Kedaireka. Tiga diantaranya pendanaan lebih dari Rp 500 juta di monev langsung ke lokasi, satu dimonev secara daring dan 1 lagi untuk Kedaireka Vokasi monev berlangsung di Jakarta. LPPM merupakan perpanjangan tangan untuk mendampingi peneliti.
Adapun penelitian dari USK yang lolos Kedaireka sebagai berikut: Serum Anti Aging dari Bahan Aktif Nilam Aceh, Syaifullah Muhammad. Umah Pitu Ruang sebagai Pusat Pelestarian Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vernakular Gayo, Aceh Tengah, Elysa Wulandari.
Lalu ada; Transfer Teknologi Pengembangan Mini Plant, Teaching Factory, dan Teaching Industry untuk Peningkatan Nilai Tambah Kakao dan Pengembangan Agrowisata, Juanda. Museum Digital Gunung Seulawah; Museum digital Gunung Api sebagai Katalis Pelestarian Lingkungan dan Pengembangan Kawasan Lembah Seulawah, Silvia Agustina. Produksi dan Penerapan Berbagai Formulasi Pakan pada Mitra Usaha Peternakan Unggas, kategori Kedaireka vokasi.
“Kehadiran reviewer ke USK, agar kita mendapatkan masukan dalam melakukan riset matching fun Kedaireka. Salah satu capaian peneliti USK adalah timnya sangat kompak. Ini tentu sebuah outcome,” kata Sulastri.
Ia menilai, kehadiran Kedaireka sesungguhnya sangat bermanfaat bagi dunia penelitian. Hanya saja, ada beberapa hal yang menjadi ganjalan. Seperti proses administrasi, yang oleh peneliti dipandang sedikit mengganggu fokus. Kendala lainnya, di Aceh susah mencari mitra, karena industri relatif sedikit. Kalau pun ada biasanya skala menengah ke bawah.
“Sebagai pelaksana penelitian, kami sangat mengharapkan pendampingan reviewer. Agar di periode mendatang banyak peneliti yang mengajukan proposal penelitian,” harapnya.
USK segera bersiap-siap usulan Kedaireka batch berikutnya, akan dibuka pada bulan november 2022, untuk pendanaan tahun 2023. Pendanaan 2023 di awal tahun memungkinkan untuk usulan pembelian peralatan import.
Dr. Ir. Aditianto Ramelan yang menjadi reviewer mengatakan, Kedaireka tahun 2023 segera dibuka. Karena itu, dirinya meminta peneliti USK untuk menyiapkan diri lebih baik dan tidak kapok. Tujuan dari monev sesungguhnya untuk sharing.
“Jangan kapok. Ada beberapa universitas yang dapat 11 atau 12 penelitian. Kedaireka intinya hilirisasi,” jelas Aditianto.
Sementara reviewer yang lain, Dr. Maulahikmah Galinium, S.Kom, M.Sc menjelaskan, ada beberapa cara dalam melakukan review. Bila dana penelitian di atas Rp 1 M, maka menghabiskan waktu satu hari dari jam 09:00 ke 17:00 WIB. Sedangkan bila dana penelitian di bawah Rp 500 juta bisa online.
“Yang akan kami potret yang sudah bapak/ibu (peneliti) masukan ke sistem Kedaireka. Pertama aktivitas dan sub aktivitas. Oleh pusat, diminta (kami) memberikan komentar satu persatu dari aktivitas yang sudah dijalankan ataupun belum,” ungkapnya.
Ia melanjutkan. Kedua, luaran. Yang sudah disajikan di berita acara, nantinya juga akan dikomentari reviewer. Ketiga, IKU juga dikomentari. Serta keempat, penyerapan anggaran. Untuk yang ini, komentarnya dalam bentuk draf, bukan satu per satu.
“Kami lebih ke arah konten yang ada di sistem. Nantinya akan jadi berita acara monev yang akan ditandatangani bersama ketua pelaksana,” sebutnya.
Sumber: https://unsyiah.ac.id/berita/tim-monev-review-penelitian-kedaireka-usk